Akhirnya bisa ngeblog juga. Hemmmm.. Hambatan pertama, browser yang suka ngadat. Kedua, saat sudah bisa browsernya, loading nya lama. Haahhhh... payah.
By the way, ternyata setelah aku baca-baca, tulisan di blogku hampir semua ada karakter kata yang disingkat-singkat dan bersimbol-simbol yang mengakibatkan efek 'agak sakit di mata' kalau membacanya. Semacam introspeksi diri, aku mencoba menulis dengan baik dan benar, berusaha sesuai EYD dan tidak terkesan tergesa-gesa. Sok elegan gitu deh.. hehehehehe *tertawa cerdas*
Posting kali ini sebenarnya udah diniatkan dari kemarin, tapi baru kesampaian hari ini. Ini cerita tentang lusa kemarin. Aku dan teman-teman pergi keluar bersama. Aku di antara teman-teman dan di antara teman-teman ada sang mantan. Hiks.
Aku akui, memang masih ada rasa di hatiku. Rasa rindu dan rasa sayang yang meluap-luap *lebay*. Hehe. Tapi aku harus sadar, sebesar apa pun rasa itu harus dipendam dalam-dalam. Semacam kasih tak sampai gitu. Heeee *tertawa bodoh* Tapi rasanya senang aja meski harus di simpan. Yikes. Menjalani turning points from lover to friend. Yahhh.. dinikmati sajah sodara-sodara.. :)
Cerita diawali dari mencari kado buat sang mantan, secara dia ultah pas kita lagi liburan. Udah dapet, next step is menjebak dia untuk datang di tempat kami ingin ditraktir makan. Umpannya?? Ya aku lah.. Hehehehehe *tertawa licik* Akhirnya dia nyampe juga, awalnya ya berdua aja.. Lalu temen satu lagi muncul.. dan muncul lagi.. Qiqiqiqiqi. Sukses deh jadi berempat. Kami makan dan kami minta ditraktir.. Hahahahaha *tertawa jahat*. Pulangnya dibonceng sang mantan. :P
Iya, emang aku masih dekat dengan sang mantan. Kan satu kelassss... *ngeles* Ya, intinya. Baik-baikan aja deh. Temenku agak keberatan sih sebenarnya kalau aku bersikap begitu soalnya nanti aku juga yang sakit, tapi biarlah, intinya aku sadar aku siapa, posisiku dimana, dan tau batas-batasnya. Ya berjuang dan berdoa ajah, everything's gonna be all right. Aamiin. Alhamdulillah kami masih bisa berteman seperti biasanya, dan perasaanku menjadi lebih bebas, karena kami memang hanya teman. Kalaupun masih ada sisa-sisa rasa, itu wajar, masih normaaaaaaallll. Dia baik, dia jahat. Begitu juga aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar