10 Februari 2012

bunga sedap malam


berada di kotamu, lalu aku hanya diam. kulihat banyak bunga sedap malam, mungkin dulu aku akan membelinya seikat lalu kunikmati wanginya. namun kini, aku hanya enggan walau hanya membeli barang satu tangkai dua tangkai.. aku hanya melewatinya dan pergi..
pernah suatu kali aku ingin membelinya berikat ikat lalu kubawa ke sakri.. lalu aku berfikir, bunga itu bukan untukku lagi...
ibarat rumah, pintunya sudah tertutup bagiku. dan aku tidak ingin mengetuk pintunya. aku hanya akan berdiri di depan pintu itu, sampai pintu itu terbuka sendiri atau mungkin sampai akhir aku hanya bisa mondar mandir di depan pintu, aku tidak tau. aku jg tidak ingin merusak pintunya. pintu yg daunnya dua, saling menyatu. aku tidak boleh melakukan itu. aku pun tidak berharap pintu itu akan terbuka untukku karena aku tau aku sudah menyakitimu, dan aku tidak pantas untukmu... dan kisah itu pun kuletakkan begitu saja.. tapi aku tidak menghapusnya..
lalu pelan.. perlahan.. kudengar lagunya 'tangga', kupersembahkan lagu ini, untukmu bunga sedap malam:

Sungguh kusesali
nyata cintamu kasih

tak sempat terbaca hatiku
malah terabai olehku

Lelah ku sembunyi

tutupi maksud hati
yang justru hidup karenamu

dan bisa mati tanpamu


Andai saja aku masih punya
kesempatan kedua

pasti akan kuhapuskan lukamu
menjagamu, memberimu segenap cinta

Kusadari tak selayaknya

selalu penuh kecewa

Kau lebih pantas bahagia
bahagia karena cintaku

Andai saja aku masih punya
kesempatan kedua

pasti akan kuhapuskan lukamu
menjagamu, memberimu segenap cinta

Kau bawa bersamamu
sebelah hatiku
separuh jiwaku
yang mampu sempurnakan aku

Andai saja aku masih punya

kesempatan kedua
pasti akan kuhapuskan lukamu
memberimu segenap cinta

Pasti akan kuhapuskan lukamu

menjagamu, memberimu
segenap cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar